Sabtu, 23 Mei 2009

Romansa Kimia


Kenapa ya kalau pasangan yang cocok sering dibilang karena ada ”chemistry”-nya? Apa memang ada senyawa kimia yang menggugah dan menjaga cinta? Benarkah hewan menggunakan bahan-bahan kimia juga untuk menarik pasangannya?

Awalnya peneliti mempertanyakan, bagaimana kecoak yang setiap hari di ruang gelap bisa menemukan jodohnya? Mungkin banyak di antara kita yang memandang ini pertanyaan iseng. Tapi, berawal dari pertanyaan yang seolah iseng tersebut, ternyata rahasia perjodohan adalah senyawa kimia.

Jadi, mereka menemukan jodohnya bukan dengan berkirim SMS atau e-mail, tapi berkirim pesan lewat senyawa kimia. Senyawa kimia pengirim pesan cinta ini disebut feromon seks, karena isi pesannya khusus mengajak kencan lawan jenisnya. Sebenarnya hewan juga menggunakan feromon untuk tujuan lain, misalnya mengajak kumpul ngerumpi atau lari dari kejaran pemangsa.

Kecoak betina menarik lawan jenisnya dengan cara mengeluarkan periplanon-B. Konon senyawa ini dimanfaatkan CIA untuk menangkap seorang mata-mata. Caranya orang yang dicurigai dikenai periplanon-B dan ditangkap kalau beraksi dengan detektor kecoak jantan. Kecoak jantan dengan sangat tepat akan menemukan orang yang di bajunya dikenai periplanon-B, walau si mata-mata mungkin tidak membaui senyawa ini.

Dari penelitian pada hewan-hewan lain, cara kerja yang sama juga ditemukan. Hamster betina, misalnya. Menurut penelitian, hewan ini menggunakan dimetil disulfida untuk menarik hamster jantan mendekat. Tapi yang ternyata mengejutkan adalah gajah dan ngengat mempunyai feromon seks yang sama, yakni Z-7-dodesen-1-il-asetat.

Nah, bagaimana kalau ketukar pasangan? Kan gawat!

Untungnya hal itu tidak mungkin. Karena ternyata feromon ngengat tidak hanya senyawa itu, ada campuran yang lainnya. Jadi kalau ngengat jantan mencium bau Z-7-dodesen-1-il-asetat, ia tahu bukan ngengat betina yang memanggil. Sebaliknya gajah jantan tidak akan mencium Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dikeluarkan ngengat, soalnya indera penciuman gajah tidak cukup peka dengan sedikit Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dikeluarkan ngengat. Gajah baru akan sadar kalau ada panggilan kekasihnya yang mengeluarkan Z-7-dodesen-1-il-asetat dalam jumlah lebih banyak.

Ramuan cinta manusia

Bagaimana untuk kasus manusia? Seperti yang tertulis di majalah National Geographic Indonesia, edisi Februari 2006, hasil penelitian Helen Fisher dan kawan-kawan, ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamin akan merangsang bagian ventral tegmental dan caudate nucleus di otak menyala. Dalam dosis yang tepat, dopamin menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itulah sebabnya jatuh cinta dapat membuat makan tak enak, tidur tak nyenyak.

Peneliti-peneliti lain menunjukkan bahwa gangguan kimiawi tubuh memang terbukti ketika seseorang jatuh cinta. Misalnya didapatkan bahwa kadar serotonin orang yang terobsesi dan kekasihnya 40 persen lebih rendah dari kadar serotonin orang normal.

Oh ya, katanya kakek-nenek kita dapat rukun-rukun sampai mereka berusia lanjut juga karena senyawa kimia. Namanya oksitosin. Menurut penelitian, kesetiaan pada pasangan berhubungan dengan kadar oksitosin yang tinggi. Kadar oksitosin ini dapat ditingkatkan dengan cara masing-masing dari pasangan yang berusaha saling menyayangi, walau kadang pasangannya menjengkelkan. Itu barangkali inti nasihat orang tua, ”cinta tumbuh karena biasa”.

Terus apa ada senyawa kimia yang bisa berfungsi seperti periplanon-B pada kecoak? Ada. Untuk manusia adalah aroma musk. Kabarnya, Napoleon menjelang pulang perang berkirim surat ke Josephine, istrinya, agar jangan mandi. Belakangan Josephine menemukan parfum beraroma musk yang dapat memberikan pengaruh yang sama dengan keringatnya. Sejak itu Napoleon membiarkan Josephine mandi menjelang ia pulang perang.

Ada satu lagi yang agak aneh mungkin. Katanya wanita tertarik pada bau ketiak laki-laki. Mungkin karena itu, pangeran- pangeran di Inggris akan meletakkan apelnya di ketiak sebelum diberikan kepada kekasihnya. Juga jika kita lihat dansa- dansi di film-film klasik, kita sering melihat wanitanya sering berkelit menyelinap di ketiak penari laki-lakinya. Lebih lanjut merujuk lagi ke tulisan di National Geographic Indonesia, edisi Februari 2006, ternyata wanita lebih menyukai pria dengan jenis gen yang berbeda dengan gen yang dimilikinya. Lagi-lagi ini didapat dari penelitian yang melibatkan cewek-cewek mencium kaos oblong laki-laki yang tak dikenal, lalu mereka diminta menyebutkan mana yang paling disuka!

ISMUNANDAR Dosen Kimia di FMIPA ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar